Bab Shalat Dhuha
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Bab Shalat Dhuha merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 21 Juli 2024 M / 15 Al-Muharram 1446 H.
Kajian Tentang Bab Shalat Dhuha
Hadits 363:
عَنْ عَائِشَةَ ﵂ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يُصَلِّي سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا وَإِنْ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَيَدَعُ الْعَمَلَ وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ خَشْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ النَّاسُ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata, “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat dhuha, tapi aku melakukannya (mendawamkannya). Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggalkan suatu amal padahal beliau suka untuk mengamalkannya karena khawatir diamalkan oleh manusia sehingga diwajibkan atas mereka.” (HR. Muslim)
Di sini, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menyebutkan bahwa belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (mendawamkan) shalat dhuha, tapi ‘Aisyah justru mendawamkannya. Karena ‘Aisyah memahami bahwa Rasulullah tidak mendawamkan itu karena ada makna, yaitu takut diwajibkan atas manusia. Sebagaimana halnya shalat tarawih berjamaah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan selama 3 malam kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tinggalkan. Karena takut diwajibkan atas umatnya. Nah, ini yang dipahami oleh ‘Aisyah bahwa shalat dhuha itu boleh didawamkan. Adapun perbuatan Rasulullah tidak mendawamkan bukan hujjah bahwa shalat dhuha tidak boleh didawamkan. Tapi, kata Aisyah, karena takut diwajibkan. Itu yang dipahami oleh Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Bab shalat dhuha itu (yang paling sedikit) dua rakaat
عَنْ أَبِي ذَرٍّ ﵁ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda: “Setiap pagi, setiap sendi dari salah seorang dari kalian harus dipenuhi dengan sedekah. Setiap tasbih (ucapan Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada yang makruf adalah sedekah, melarang dari yang mungkar adalah sedekah, dan semua itu bisa dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu dhuha.” (HR. Muslim)
Disebutkan dalam hadits lain bahwa manusia itu memiliki 360 sendi, berarti setiap hari kita harus memenuhi 360 sendi dengan sedekahnya.
Hadits ini menunjukkan bahwa manusia hendaknya memenuhi sedekah 360 sendinya. Ini juga menunjukkan bahwa sedekah itu maknanya umum, bukan hanya sebatas dengan harta, tetapi semua amal kebaikan adalah sedekah untuk diri kita sendiri.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54304-bab-shalat-dhuha/